Rabu, 23 Agustus 2017

Kiat-kiat Sabar

Kiat-kiat Sabar
 

Pengajian Syeikh Abu Nashr as-Sarraj
Syekh Abu Nashr as-Sarraj - rahimahullah -berkata: Kedudukan spiritual sabar adalah kedudukan spiritual mulia. Allah telah memuji orang-orang yang bersabar dan menyebutkan mereka dalam firman-Nya: "Hanya orang-orang yang bersabar akan diberi pahala mereka yang tidak terbatas." (Q.s. az-Zumar: 10).

Al-Junaid - rahimahullah - pernah ditanya tentang sabar, kemudian ia menjawab. "Sabar adalah memikul semua beban berat sampai habis saat-saat yang tidak diinginkan."

Ibrahim al-Khawash - rahimahullah - berkata. "Sebagian besar manusia lari dari memikul beban berat sabar. Kemudian mereka berlindung diri pada berbagai sarana (sebab) dan pencarian, bahkan mereka bergantung padanya seakan-akan sesuatu yang bisa memberinya."

Ada seseorang datang kepada asy-Syibli dan bertanya, "Sabar yang mana yang sangat berat bebannya bagi orang-orang yang bersabar?"
Asy-Syibli menjawab. "Sabar demi Allah swt. (fillah)" Orang itu berkata, "Tidak!!"
Asy-Syibli menjawabnya lagi. "Sabar karena Allah (lillah)." Ia berkata lagi, "Tidak!!"
Asy-Syibli menjawabnya lagi, "Sabar bersama Allah (ma'allah)." Ia pun berkata, "Tidak.!!"
Akhirnya as-Syibli marah dan balik bertanya, "Celaka kau!! Lalu apa?"
Orang menjawab, "Sabar dari Allah ('anillah)." Kemudian asy-Syibli berteriak keras dan hampir ruhnya tercabut.

Kiat-kiat Sabar
 
Saya pernah bertanya kepada Ibnu Salim di Basrah tentang sabar. Lalu ia menjawab dengan tiga jawaban: Pertama, orang yang berusaha untuk bersabar (mutashabir), kedua, orang yang sabar (shabir) dan ketiga, orang yang sangat bersabar (shabhar). Maka orang yang berusaha bersabar adalah orang yang sabar demi Allah swt. (fillah). Suatu saat ia bersabar atas hal-hal yang tidak diinginkan, tapi di saat yang lain ia tak sanggup bersabar.

Tingkatan ini sebagaimana yang pernah ditanyakan kepada al-Qannad tentang sabar. Kemudian ia menjawab, "Sabar ialah senantiasa melakukan yang wajib dalam meninggalkan apa yang dilarang dan tekun melakukan apa yang diperintahkan. Orang yang sabar adalah orang yang sabar pada Allah dan karena Allah. Ia tidak pernah gelisah dan tidak memperkenankan ada kesempatan gelisah dan harapan untuk mengeluh."

Sebagaimana juga dikisahkan dari Dzun-Nun al-Mishri - rahimahullah - yang berkata: Saya pernah datang menjenguk orang sakit. Tatkala ia berbicara padaku ia merintih kesakitan. Kemudian saya berkata kepadanya, "Tidak dianggap jujur cinta seseorang jika tidak sabar atas bahaya yang menimpanya." Kemudian orang yang sakit balik berkata. "Justru tidak bisa dianggap jujur cinta seseorang bila ia belum bisa merasakan nikmatnya bahaya yang menimpanya."

Sebagaimana pula yang diceritakan oleh asy-Syibli - rahimahullah -, "Ketika al-Maristani dimasukkan di sebuah tempat dan diikat, maka beberapa temannya ikut masuk pula. Kemudian al-Maristani bertanya kepada mereka, 'Untuk apa kalian datang ke sini?' Mereka menjawab, 'Kami adalah orang-orang yang mencintai Anda.' Kemudian ia mulai melempari mereka dengan batu merah. Mereka pun lari tunggang-langgang. Maka al-Maristani berkata, 'Wahai para pendusta, kalian mengaku orang-orang yang mencintaiku namun kalian tak sabar atas pukulanku'."

Adapun orang yang sangat bersabar adalah mereka yang kesabarannya demi Allah, karena Allah dan dengan Allah. Orang yang demikian, jika saja seluruh cobaan menimpanya maka dari segi kewajiban dan hakikat tidak akan melemahkan, namun ia tetap kuat menghadapinya, sekalipun dari segi bentuk dan rupa akan berubah.

Asy-Syibli menggambarkan tentang kesabaran dengan beberapa bait syair:
Tetesan air mata mengukir garis di pipi,
yang akan dibaca oleh orang yang tak mampu membaca dengan baik.
Sesunguhnya suara orang yang cinta dari pedihnya kerinduan dan takut berpisah selalu mendera.

Orang yang sabar selalu memohon pertolonaan kepada-Nya untuk bisa bersabar,Para pencinta meneriakkan kata: sabarlah
Argumentasi keilmuan tentang hal ini adalah apa yang dikisahkan dalam sebuah Hadis:
"Bahwa Nabi Zakaria a.s. tatkala gergaji diletakkan di atas kepalanya, maka ia sekali merintih kesakitan. Kemudian Allah swt. menurunkan wahyu kepadanya, "Jika terdengar rintihan darimu sekali lagi, sungguh Aku akan menjungkir-balikkan langit dari bumi antara yang satu dengan yang lain'." (Diriwayatkan dari Wahb. Ini cerita dari Bani Israel. Tidak benar bila cerita ini dinisbatkan kepada Nabi saw,.). Sementara itu sabar tentu saja mengharuskan tawakal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Benarkah Anda Mencintai Rasul?

Benarkah Anda Mencintai Rasul?   Mengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany 9 Jumadil Akhir 545 H, di Madrasahnya. Hadits Nabi s...